Sabtu, 15 Februari 2014

Peta dan Kondisi Umum Desa


1)      Letak Geografi
Desa Karangbungur adalah salah satu Desa  di Kecamatan Buahdua yang mempunyai luas wilayah 1.411,5 Ha Jumlah penduduk Desa Karangbungur sebanyak 1980 jiwa, laki-laki 979 dan perempuan 1001 jiwa, dengan jumlah KK sebanyak 661, sedangkan keluarga miskin(Gakin)KK dengan prosentase 20 % dari jumlah keluarga yang ada di DesaKarangbungur. Jumlah Rukun Warga (RW) 3 dan Rukun Tetangga (RT) 19. Desa Karangbungur memiliki batas wilayah administratif sebagai berikut :
a.                   Sebelah Utara              :           Desa Ciawitali
b.                   Sebelah Timur             :           Desa Gendereh
c.                   Sebelah Selatan           :           Desa Mekarmukti
d.                  Sebelah Barat              :           Desa Rangga Sari
2.      Topografi
Secara fisik kondisi Tofografi Desa Karangbungur merupakan desa yang berada di daerah berbukit, dengan ketinggian antara 130280 mdpl (diatas permukaan laut). Sebagian besar wilayah Desa Karangbungur adalah bukit dengan kemiringan antara ±200 - ±450. Di sebelah timur dibatasi oleh Gunung Goong yaitu Tanah eks Perkebunan, peninggalan jaman Belanda sekaligus berbatasan dengan Desa Gendereh, dan disebelah selatan dengan hutan Cipipisan sebagai tapal batas dengan Desa Mekarmukti.Disebelah barat dibatasi oleh Sungai Cikandung yang langsung berbatasan dengan Desa Ranggasari Kecamatan Surian. Kondisi tofografis yang berbukit dan persawahan,merupakan salahsatu faktor yang menjadikan Desa Karangbungur tidak mengenal musim panen raya dan juga musim paceklik berkepanjangan,karena pada saat di daerah perbukitan menanam padi pada daerah lembah lainnya sedang saatnya musim panen.
Curah hujan rata-rata pertahun cukup tinggi mencapai ±2.242 mm dengan jumlah hari hujan efektif antara 93-123 hari .Lama penyinaran matahari termasuk sedang yang rata-rata sekitar 62,4 %,sedangkan suhu udara rata-rata berkisar antara 22,5 -23,3 °C dan kelembaban relatif sekitar 78,9%.
Kecepatan angin yang terjadi secara umum relatif sedang yakni antara 2,8 knot atau sekitar 5,18 km/jam,dengan kecepatan tertinggi terjadi Bulan Desember,yakni rata-rata 3,6 knot atau setara 6,66 km/jam.Kecepatan terendah terjadi pada Bulan Mei yakni rata-rata 2,4 knot atau 4,44 km/jam.

3.      Sedangkan tekanan udara secara umum relatif sedang  yakni antara 922,4 mb dengan tekanan udara paling besar terjadi pada Bulan Agustus yaitu sekitar 923 mb dan tekanan udara paling kecil terjadi pada Bulan Nopember dan April yakni sekitar 922,1 mb.
4.      Hidrologi dan Klimatologi
Aspek hidrologi suatu wilayah desa sangat diperlukan dalam pengendalian dan pengaturan tata air wilayah desa.Berdasarkan hidrologinya, aliran-aliran sungai di wilayah Desa Karangbungur membentuk pola Daerah Aliran Sungai. Tercatat beberapa sungai maupun solokan baik skala kecil, sedang, dan besar, terdapat di Desa Karangbungur, seperti :
-      Sungai Cikandung (Terbesar, merupakan batas wilayah dengan Kecamatan Surian),
-      Sungai Citareh,
-      Sungai Cinungkulan,
-      Lebak Saat,
-      Sungai Cikuda (Batas wilayah dengan Desa Wanajaya Kec.Surian),
Disamping itu ada pula beberapa mata air yang bisa digunakan sebagai sumber mata air bersih, maupun sumber air untuk pertanian.
Mata air utama yang menghidupi masyarakat Desa Karangbungur adalah diantaranya:
1.      Mata Air Citareh,
2.      Mata Air Cijaringao,
3.      Mata Air Cisalada,
4.      Mata Air Cihanyir
Secara umum akhir-akhir ini terjadi penurunan kualitas curah hujan dan jumlah hujan dibanding keadaan selama tahun-tahun sebelumnya, hal ini dapat menjadi sangat berpengaruh terhadap beberapa sumber mata air yang menjadi sumber kehidupan masayarakat penggarap sawah.Ditunjang pula oleh terjadinya pembalakan hutan yang tidak terkendali, akibat kurangnya pengawasan dari semua pihak terkait.

Sejarah Karang Bungur


Sejarah Desa.
Desa Karangbungur merupakan Desa Pamekaran dari Desa Citaleus pada tanggal 17 Agustus 1979, yang terdiri dari tiga dusun dan delapan kampung, adapun nama nama kampung tersebut: Pasir Ipis Kolot, Blok Buah, Legok  Lame, Neglasari, Pasir Ipis, Tanjung Waras, Ci Mandiri dan Karangbungur.
Pada masa penjajahan kampung Karangbungur pernah dihujani mortir oleh bangsa penjajah kala itu,dan atas dasar alasan sejarah itulah saat pemekaran Karangbungur ditetapkan jadi nama desa.